Bantu Klik Iklan dibawah ini

Lowongan Kerja

Lowongan Pekerjaan Bandung
dicari seorang quantity surveyor dan Administrasi Lapangan untuk di proyek konstruksi jalan di daerah bandung.
bagi yang berminat silahkan kirim cv/resumenya ke fizanfauzan@gmail.com
lowongan ini berlaku sampai dengan bulan mei 2009

CD dan MP3

CD-DA (Compact Disc Digital Audio) merupakan salah satu format yang populer digunakan dalam dunia audio. Pada CDDA ini, data digital yang digunakan tidak mengalami kompresi sehingga sebuah CDDA biasanya tidak bisa menampung audio dalam jumlah yang banyak.

Dengan resolusi dan frekuensi sampling sebesar 16 bit dan 44100Hz, setiap detiknya CD-DA akan menggunakan data sebanyak 1411200. Karena besarnya tempat penyimpanan yang diperlukan, format terkompresi sering kali menjadi alternatif yang menarik. Format terkompresi yang biasa digunakan bisa dikatakan terbagi atas dua, yaitu yang lossless dan yang lossy. Format terkompresi yang lossless tidak akan membuat informasi ada yang hilang. Sementara format terkompresi yang lossy akan menghilangkan informasi yang dianggap tidak begitu diperlukan. Sering kali format terkompresi yang lossy menawarkan penghematan akan tempat penyimpanan yang lebih baik. Pada dunia audio, MP3 merupakan salah satu format terkompresi lossy yang populer. File MP3 yang banyak digunakan umumnya memiliki bitrate sebesar 128 kbps, suatu angka yang jauh lebih kecil dibandingkan yang dimiliki oleh CD-DA sebesar 1411,2 kbps.

Terjadi Penyimpangan

Seperti telah disebutkan di atas, MP3 merupakan format terkompresi yang lossy. Sebagian pengguna MP3 mungkin belum mengetahui hal ini, apalagi suara yang dihasilkan oleh suatu file MP3 sering kali mendekati

kualitas dari CD-DA. Tentunya file MP3 yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah yang memiliki bitrate 128 kbps yang memang umum digunakan. Bagi yang belum mengetahui perihal lossy ini, sebagian ada yang menganggap bahwa MP3 ini memiliki kualitas yang sama dengan CD-DA. Bagi yang beranggapan seperti ini, mereka umumnya mengambil kesimpulan bahwa MP3 yang merupakan hasil konversi dari CD-DA, dapat dikonversi kembali ke CD-DA dengan kondisi yang sama, tidak ada yang hilang. Asumsi ini mungkin didukung pula oleh kenyataan bahwa banyak software pembakar untuk CD-Writer yang menyertakan fitur untuk mengonversi file MP3 menjadi format CD-DA. Bagi yang terbiasa membandingkan antara CD-DA dengan MP3 mungkin hanya dengan mendengarkan bisa secara langsung mengetahui perbedaan antara keduanya. Berhubung tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut dengan mudah, langkah lain yang bisa diambil adalah membandingkan kedua format tersebut dengan bantuan alat.

Ada banyak alat yang bisa digunakan, salah satunya adalah menggunakan bantuan PC. Dengan menggunakan PC dan software yang sesuai, bisa dilakukan spectrum analysis dari kedua format tersebut, tentunya data audio yang digunakan sebagai sumber berasal dari sumber yang sama. Dengan menggunakan metoda seperti ini, PCplus menemukan bahwa pada frekuensi yang tinggi, format MP3 memiliki respon yang lebih buruk dari CD-DA. Dari percobaan yang PCplus lakukan, terlihat pada sekitar 16kHz terjadi penurunan yang cukup drastis pada MP3. Hal ini tidak terjadi pada CD-DA. Bila diperhatikan, grafik yang dihasilkan MP3 antara 20Hz hingga 16kHz juga tidak persis sama dengan yang dihasilkan oleh CD-DA. Dari hasil ini bisa dikatakan bahwa mengubah suatu CD-DA ke MP3, tidak akan menghasilkan suatu audio yang sama persis, alias terjadi penyimpangan. Ini tentunya juga sejalan dengan sifat MP3 yang lossy tersebut. PC+